Kompetensi Paedagogik
yaitu: kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik-
Kompetensi Kepribadian
yaitu: Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru yang akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun masyarakatnya, Kepribadian yang mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis.
Kompetensi Profesional,
yaitu: kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam yang berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas keguruan.
Kompetensi Sosial
yaitu: kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial.
Tempat berkreasi Mahasiswa Program Pasca Sarjana IAIN Sultan Thaha Saifuddiin Jambi Angkatan Ke-4, yang terdiri dari sembilan prajurit (Bu Adrianis, Kando Masyhuri, Yu' Asi, Alwi, Dodi, Akmal, Fadlan, Husin dan Anaswan.
Senin, 13 Agustus 2012
Selasa, 03 Juli 2012
Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia Dini
Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual.
Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, agama dan moral.
Pengaruh Pendidikan Anak Usia Dini Sampai Dewasa
PIAUD4PPSSTS: Pendidikan anak usia dini yang berkualitas akan memberikan hasil yang signifikan terhadap perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional anak. Sayangnya masih banyak ditemui orangtua yang masih keliru dalam menerapkan pola asuh pada anak-anaknya yang masih balita.
Salah satu penyebabnya adalah banyak ditemui pasangan yang sudah siap menikah, tetapi belum siap untuk menjadi orangtua. Padahal, ketidaksiapan tersebut akan memengaruhi kepribadian anak di masa depan.
Sabtu, 28 April 2012
Peran Bermain Bagi Perkembangan Sosial Anak Usia Dini”.
Berbicara mengenai seorang anak, tidak luput dari pada membahas tentang perkembangan dan petumbuhan anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak menurut teori kovergensi pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh genetik dan millieu (bawaan dan lingkungan). Pada dasarnya anak (manusia) telah dianugrahi oleh allah potensi-potensi yang begitu banyak, dan ini harus dikembangkan melalui pendidikan dan lain sebagainya.
LANDASAN TEORI ILMIYAH
Ilmu dalam pengertiannya sebagai pengetahuan merupakan suatu sistem pengetahuan sebagai dasar teoritis untuk tindakan praktis atau suatu sistem penjelasan saling berhubungan di antara pristiwa-peristiwa yang terjadi. Dengan demikian ilmu sebagai sekumpulan pengetahuan sistematik terdiri dari componen-komponen yang saling berkaitan atau dikoodinasikan agar dapat menjadi dasar teoritis atau memberikan penjelasan termaksud. saling kaitan di antara segenap componen itu merupakan struktur dari pengetahuan ilmiah.
Minggu, 22 April 2012
STANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PERMENDIKNAS NO. 58 TAHUN 2009)
PENDAHULUAN
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Kamis, 01 Maret 2012
Autisme
Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif. (Baron-Cohen, 1993). Menurut Power (1989) karakteristik anak dengan autisme adalah adanya 6 gangguan dalam bidang:
- interaksi sosial,
- komunikasi (bahasa dan bicara),
- perilaku-emosi,
- pola bermain,
- gangguan sensorik dan motorik
- perkembangan terlambat atau tidak normal.
Gejala ini mulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil; biasanya sebelum anak berusia 3 tahun.
Prinsip-prinsip Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini pelaksanaannya menggunakan prinsip-prinsip (Forum PAUD, 2007) sebagai berikut:
Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosio emosional.
Belajar melalui bermain
Bermain merupakan saran belajar anak usia dini. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan mengambil kesimpulan mengenai benda di sekitarnya.
Satuan Pendidikan Anak Usia Dini
Satuan pendidikan anak usia dini merupakan institusi pendidikan anak usia dini yang memberikan layanan pendidikan bagi anak usia lahir sampai dengan 6 tahun. Di Indonesia ada beberapa lembaga pendidikan anak usia dini yang selama ini sudah dikenal oleh masyarakat luas, yaitu:
Taman Kanak-kanak (TK) atau Raudhatul Atfal (RA)
TK merupakan bentuk satuan pendidikan bagi anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia 4 sampai 6 tahun, yang terbagi menjadi 2 kelompok : Kelompok A untuk anak usia 4 – 5 tahun dan Kelompok B untuk anak usia 5 – 6 tahun.
Senin, 27 Februari 2012
Konsep Holistic Brain
Konsep Holistic Brain |
Biasanya fenomena “hang” ini terjadi saat kita sedang merasa jenuh, tegang, stress dan kelelahan, apabila fenomena ini dihubungkan dengan cara kerja otak, maka penjelasannya adalah sebagai berikut: bahwa otak kita yang merupakan satu kesatuan, ternyata jika dipilah-pilah memiliki bagian-bagian yang berbeda fungsinya. Ada 3 bagian yaitu otak reptile, mamalia dan neokortek.
Otak reptile atau sering disebut otak primitive berada dipangkal otak dan terhubung dengan tulang belakang. Fungsinya mengatur beberapa organ vital tubuh seperti denyut jantung dan pernafasan, selain itu juga berfungsi mengendalikan reflek tubuh pada saat kita merasa tegang, terancam dan waspada dengan perintah dasarnya ”lari atau lawan”. Jadi saat kita merasa terancam, kelelahan, tegang dan jenuh, maka yang dominan berfungsi adalah otak reptile sehingga kita tidak bisa berfikir jernih.
Perkembangan Anak Dengan Berkebutuhan Khusus (Bag.6)
Anak Berbakat
1. Definisi menurut IDEA adalah anak yang memiliki
kemampuan yang melebihi dari kemampuan orang lain pada umumnya dan mampu untuk
menunjukkan hasil kerja yang sangat tinggi. Keberbakatan ini dapat dilihat dari
berbagai area seperti: kemampuan intelektual secara umum, akademis yang khusus,
berfikir kreatif, kepemimpinan, seni, dan psikomotor. Seorang anak dapat
dikatakan berbakat apabila ia memiliki kemampuan yang diatas rata-rata,
memiliki komitment terhadap tugas yang tinggi dan juga kreatif.
2.
Karakteristik yang dimiliki oleh anak berbakat adalah:
a. Secara kognitif. Secara umum, anak-anak berbakat
memiliki kemampuan dalam memanipulasi dan memahami simbol abstrak, konsentrasi
dan ingatan yang baik, perkembangan bahasa yang lebih awal dari pada anak-anak
seusianya, rasa ingin tahu yang tinggi, minat yang beragam, lebih suka belajar
dan bekerja secara mandiri, serta memunculkan ide-ide yang original
Perkembangan Anak Dengan Berkebutuhan Khusus (Bag.5)
Anak dengan Kesulitan
Belajar
1.
Menurut IDEA dikatakan anak
dengan kesulitan belajar adalah anak yang mengalami gangguan di satu atau lebih
proses dasar psikologi termasuk, memahami dan menggunakan bahasa (verbal dan
tulisan), yang berdampak pada kemampuan mendengar, berfikir, berbicara,
membaca, menulis, mengeja dan kalkulasi matematika. Termasuk juga gangguan
persepsi, kerusakan otak, fungsi minimal otak, disleksia, dan aphasia.
Gangguan-gangguan seperti kehilangan penglihatan, pendengaran, motorik,
keterbelakangan mental, gangguan emosi atau hambatan secara sosial, ekonomi,
dan budaya tidaklah termasuk dalam kategori kesulitan belajar.
2.
Penyebab terjadinya kesulitan
belajar pada seorang anak adalah:
a.
Faktor fisiologis, seperti kerusakan
otak, keturunan, dan ketidak seimbangan proses kimia dalam tubuh
b.
Faktor lingkungan, gizi yang
buruk, keracunan, kemiskinan
c.
Karakteristik dari anak dengan
kesulitan belajar mencakup:
1) Secara kognitif, berkaitan dengan atensi,
persepsi, gangguan memori, proses informasinya.
2) Secara akademik, bermasalah pada kegiatan
membaca, menulis, matematika dan berbahasa verbal
3) Secara sosial dan emosional, umumnya memiliki
harga diri yang rendah karena dianggap sebagai anak yang tidak mampu. Dengan
kesulitannya ini anak menjadi mengganggap dirinya tidak mampu untuk melakukan
sesuatu
4) Secara perilaku, mereka menjadi sulit untuk
mengendalikan gerak tubuhnya, tidak mau duduk diam, berbicara terus, melakukan
agresi fisik dan verbal
d.
Proses identifikasi, apabila ditemukan anak dengan ciri-ciri seperti yang telah
diuraikan di atas, maka orangtua atau guru harus segera membawa ke ahlinya agar
mendapat penanganan yang lebih tepat. Semakin dini penanganannya maka semakin
besar kemungkinan anak untuk tumbuh dan bekembang seperti anak normal pada
umumnya.
Perkembangan Anak Dengan Berkebutuhan Khusus (Bag.4)
Anak dengan Gangguan
Spektrum Autis
Akhir-akhir ini jumlah anak
yang mengalami gangguan spektrum autis mengalami peningkatan. Perlu diketahui
beberapa hal tentang gangguan ini yaitu :
1. Anak dengan gangguan spektrum autis adalah anak yang
mengalami gangguan perkembangan yang dimanifestasikan dalam hambatan komunikasi
verbal dan non verbal, masalah pada interaksi sosial, gerakan yang berulang dan
stereotip, sangat terganggu dengan perubahan dari suatu rutinitas, memberikan
respon yang yang tidak sesuai terhadap rangsangan sensoris.
2. Penyebab terjadinya gangguan spektrum autis
dapat dibagi menjadi:
a.
Faktor biologis, seperti DNA,
multi genetik
b.
Faktor otak, adanya
abnormalitas di otak kecil yang
mengendalikan koordinasi motorik, kognisi dan keseimbangan. Bersamaan dengan
itu juga ada ditemukan abnormalitas di lobus frontal (yang mengendalikan fungsi
sosial dan kognitif) dan lobus temporal (untuk memahami ekspresi muka,
tanda-tanda sosial dan memori).
Perkembangan Anak Dengan Berkebutuhan Khusus (Bag.3)
Anak dengan Gangguan
Emosional
Hal-hal yang perlu diketahu
pada anak yang mengalami gangguan emosional adalah :
1.
Terjadi dalam situasi yang
diikuti oleh beberapa karakteristik yang
muncul dalam periode tertentu dan berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari
seorang anak seperti:
a.
Ketidak mampuan untuk belajar
yang tidak dapat dijelaskan dari faktor intelektual, sensori maupun kesehatan
b.
Ketidakmampuan untuk
mempertahankan atau membangun hubungan yang menyenangkan dengan teman sebaya
atau dengan guru
c.
Berperilaku tipikal atau
memiliki perasaan yang tidak sesuai walau dalam situasi yang normal
d.
Secara umum terlihat depresi
atau tidak bahagia
e.
Kecenderungan untuk
memunculkan simtom fisik atau ketakutan-ketakutan yang dikaitkan dengan
seseorang atau sekolah
Perkembangan Anak Dengan Berkebutuhan Khusus (Bag.2)
Anak dengan Keterbelakangan Mental
American Association on Mental
Retardation mendefinisikan anak dengan keterbelakang mental adalah anak-anak
yang memiliki fungsi intelektual di bawah rata-rata secara bermakan, terlihat
memiliki kesulitan dalam perilaku adaptif yang dimunculkan melalui kesulitan
membuat konsep, keterampilan sosial dan praktik perilaku adaptif dan terjadi
pada rentang usia perkembangannya yaitu di bawah 18 tahun.
1.
Penyebab terjadinya
keterbelakangan mental ini terbagi atas:
a.
Saat prenatal, biasanya
dikarenakan adanya abnormalitas dari kromosom. Contohnya adalah Down Syndrome,
Fragile X Syndrome, Prader-Willi syndrome, Fetal alcohol syndrome,
Phenylketonuria,Toxoplasmosis.
Perkembangan Anak Dengan Berkebutuhan Khusus (Bag.1)
Anak dengan Keterlambatan Perkembangan
Anak yang mengalami keterlambatan perkembangan dari beberapa aspek yang
dimilikinya
dibandingkan dengan anak seusianya pada rentang waktu tertentu. Keterlambatan
perkembangan dapat dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu:
1. Beresiko
untuk menjadi terlambat berkembang, terjadi karena adanya faktor-faktor
lingkungan yang bermakna dan besar kemungkinannya untuk menimbulkan
keterlambatan tersebut. Faktor lingkungan tersebut antara lain kemiskinan atau
lahir dengan berat badan rendah. Namun dengan pertolongan dan bantuan yang
layak, anak dengan keterlambatan perkembangan ini akan dapat mencapai
perkembangan yang normal.
Minggu, 26 Februari 2012
Teori Sosiokultural (Vygotsky: 1896-1934)
Lev Semenovich Vygotsky adalah seorang psikolog berkebangsaan Rusia yang melakukan penelitian pada komponen sosial dalam perkembangan kognitif anak. Menurut Vygotsky aspek kognitif anak akan berkembang dengan sangat baik bilamana anak-anak tidak hanya bermain melakukan eksperimen pada alat-alat mainnya tetapi juga berinteraksi dengan orang dewasa dan teman-teman sebayanya yang memiliki pengetahuan lebih banyak darinya. Pada saat anak bermain didampingi oleh guru yang memberikan bimbingan lisan, bantuan fisik, dan pertanyaan-pertanyaan terbuka akan dapat membantu anak meningkatkan keterampilan dan memperoleh pengetahuan. Demikian pula teman sebaya yang memiliki keterampilan lebih akan membantu anak-anak belajar melalui pemberian contoh dan percakapan.
Teori-Teori Behaviorisme
1) Classical
Conditioning, Ivan Pavlov (1849-1936)
Pavlov
adalah seorang psikolog dari Rusia yang menemukan hubungan antara stimulus dan respon. Menurut Pavlov respon
dari seseorang tergantung pada stimulus yang diterima.
Pavlov
melakukan percobaan pada seekor anjing. Pada tahap pertama anjing tersebut dibiarkan lapar kemudian diberikan
makanan, anjing tersebut mengeluarkan liurnya. Tahap kedua anjing tersebut
kembali dibiarkan lapar kemudian diberikan makanan bersamaan dengan bel yang
dibunyikan, anjing tersebut juga mengeluarkan air liur. Pemberian makanan
dengan cara ini dilakukan berkali – kali yang kemudian pada tahap ketiga Pavlov
mencoba membunyikan bel tanpa adanya makanan yang diberikan dan dapat ditemukan
ketika anjing tersebut mendengar bel yang berbunyi maka anjing tersebut tetap
mengeluarkan air liurnya sama seperti ketika diberikan makanan.
Teori Psikososial, Erik Erikson (1902-1994)
Erikson
berpendapat bahwa perkembangan manusia melalui tahap – tahap psikososial dan
tahap – tahap perkembangan tersebut terus berlanjut sampai manusia tersebut
mati. Erikson menekankan bahwa perubahan pada setiap tahap perkembangan terjadi
sepanjang siklus kehidupan manusia. Psikosial membagi tahap perkembangan
manusia menjadi delapan tahap yang masing – masing memiliki tugas perkembangan yang khas yang
menghadapkan individu dengan suatu krisis yang dihadapi pada setiap tahapan. Menurut Erikson krisis pada rentang
perkembangan manusia merupakan penunjang untuk peningkatan potensi pada diri
manusia, semakin berhasil individu mengatasi krisis, akan semakin sehat
perkembangan manusia tersebut.
Teori Psikoanalisa, Sigmund Freud (1856-1939)
Freud
adalah seorang psikiater dari Austria, berpendapat bahwa pemuasan kebutuhan
pada manusia berdasarkan instingnya, berfokus pada kebutuhan seksual dari dalam
diri (libido seksual), kesenangan dan fantasi-fantasi yang menyenangkan. Freud
mengatakan bahwa kepribadian dasar kita dibentuk pada lima tahun pertama kehidupan
manusia.
Menurut
Freud komponen dalam diri
manusia adalah id, ego, superego. Id
adalah dorongan kebutuhan dari dalam diri manusia baik itu kebutuhan emosional,
fisik maupun kebutuhan seksual yang sifatnya selalu ingin dipuaskan (“here and now”) dan biasanya berhubungan
dengan kesenangan yang harus dipenuhi dan sesegera mungkin (pleasure principles). Contoh ; pada bayi yang baru
lahir sangat dikuasai oleh id, bayi menangis ketika lapar dan
ingin segera dipenuhi kebutuhan akan rasa laparnya tersebut tanpa mau tahu
bagaimana ia akan mendapatkan susunya. Ego
adalah sang rasional, manusianya itu sendiri, yang memiliki kemampuan untuk
memecahkan masalah, memiliki ide-ide untuk memenuhi kebutuhannya, memiliki
prinsip-prinsip yang berdasarkan kenyataan (reality
principle) dimana manusia belajar untuk menahan id-nya dengan jalan yang tepat dan memiliki pandangan yang lebih
realistik untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya. Superego adalah norma-norma yang berlaku, moral, aturan-aturan
yang berlaku, hal-hal yang ideal yang
memiliki penjelasan tentang hal-hal yang
benar dan salah yang membantu sang ego untuk menahan sang id.
Teori Kematangan, Arnold Gesell (1920-1930)
Gesell
adalah seorang dokter dari Amerika yang percaya bahwa pola tingkah laku dan
perkembangan dari seorang anak secara otomatis sejalan dengan pertumbuhan
fisik dan perkembangan motoriknya. Anak
berkembang sesuai dengan waktu atau jadwal alaminya, menurut Gesell usaha untuk
mempercepat kematangan dan kesiapan anak dalam berbagai hal adalah usaha yang
sia-sia dan hanya menghabiskan waktu saja.
Anak
akan memperkaya pengalaman sesuai dengan tahapan perkembangannya. Seorang guru
haruslah mengetahui dan memahami urutan perkembangan anak sehingga dapat
memberikan rangsangan dan pengalaman- pengalaman bagi anak yang sesuai dengan
tahap perkembangan.
Minggu, 29 Januari 2012
Study Wisata
Sebagai penutupan perkuliahan dengan Ibu dosen Dr.Jamilah, M.Pd.I, mahasiswa Pasca Sarjana IAIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi Jurusan Paud angkatan Ke-4 melaksanakan studi wisata ke Komplek Candi Muaro Jambi. Pada acara tersebut digelar diskusi pemilihan judul Tesis antara mahasiswa dan Ibu dosen, kemudian ditutup dengan makan siang dan menikmati buah durian dan duku khas jambi seberang.
Setelah beli durian & duku |
Makan Siang |
Langganan:
Postingan (Atom)