American Association on Mental
Retardation mendefinisikan anak dengan keterbelakang mental adalah anak-anak
yang memiliki fungsi intelektual di bawah rata-rata secara bermakan, terlihat
memiliki kesulitan dalam perilaku adaptif yang dimunculkan melalui kesulitan
membuat konsep, keterampilan sosial dan praktik perilaku adaptif dan terjadi
pada rentang usia perkembangannya yaitu di bawah 18 tahun.
1.
Penyebab terjadinya
keterbelakangan mental ini terbagi atas:
a.
Saat prenatal, biasanya
dikarenakan adanya abnormalitas dari kromosom. Contohnya adalah Down Syndrome,
Fragile X Syndrome, Prader-Willi syndrome, Fetal alcohol syndrome,
Phenylketonuria,Toxoplasmosis.
b.
Saat Perinatal, biasanya
terjadi selama atau seketika setelah anak lahir. Anak yang lahir prematur
dengan berat badan sangat kecil, kekurangan oksigen pada waktu lahir,
penggunaan alat bantu seperti forcep yang kurang tepat.
c.
Post natal, bisa saja ketika
selama kehamilan dan saat kelahiran anak tidak mengalami gangguan apa-apa namun
setelah itu anak terjangkit encephalitis, keracunan timbal dan kerusakan otak
maka kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya keterbelakangan mental pada anak.
2.
Karakteristik dari anak dengan
keterbelakang mental:
a.
Secara kognitif anak tersebut
sangat berbeda dengan anak normal, dari penggolongan IQ nya saja mereka dapat
dikategorikan sebagai:
Ø Keterbelakangan
mental ringan (IQ= 55 – 69)
Ø Keterbelakangan
mental sedang (IQ = 40 -54)
Ø Keterbelakangan
mental berat (IQ = 25 – 39)
Ø Keterbelakangan
mental sangat berat (IQ = di bawah 25)
Dengan derajat keterbelakang mental yang berbeda itu maka tingkatan dari
layanan dukungan buat merekapun menjadi berbeda pula (tabel terlampir).
Kemampuan memori, menggeneralisasi, motivasi, bahasa dan keterampilan
akademisnya menjadi terbatas
b. Secara sosial, banyak anak dengan keterbelakangan
mental mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
c. Tingkah laku adaptifnyapun ada mengalami gangguan
terutama dalam hal komunikasi, merawat diri sendiri, keterampilan sosial,
kehidupan sehari-hari, menikmati waktu senggang, kesehatan dan keselamatan,
kemampuan mengarahkan diri, fungsi akademis, dan keterlibatan dimasyarakat
d. Secara emosional, mereka seringkali terperosok
dalam kondisi kesepian, depresi
e. Secara fisik dan medis, biasanya tidak ada
kondisi fisik dan medis yang sangat berbeda dengan anak kebanyakan
3. Proses identifikasi anak dengan keterbelakangan
mental dilakukan dengan asesmen dari fungsi intelektualnya, tingkah laku
adaptif, faktor medis semua ini dilakukan oleh ahlinya dan kemudian diberikan
penanganan yang sesuai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar