Anak dengan Gangguan
Spektrum Autis
Akhir-akhir ini jumlah anak
yang mengalami gangguan spektrum autis mengalami peningkatan. Perlu diketahui
beberapa hal tentang gangguan ini yaitu :
1. Anak dengan gangguan spektrum autis adalah anak yang
mengalami gangguan perkembangan yang dimanifestasikan dalam hambatan komunikasi
verbal dan non verbal, masalah pada interaksi sosial, gerakan yang berulang dan
stereotip, sangat terganggu dengan perubahan dari suatu rutinitas, memberikan
respon yang yang tidak sesuai terhadap rangsangan sensoris.
2. Penyebab terjadinya gangguan spektrum autis
dapat dibagi menjadi:
a.
Faktor biologis, seperti DNA,
multi genetik
b.
Faktor otak, adanya
abnormalitas di otak kecil yang
mengendalikan koordinasi motorik, kognisi dan keseimbangan. Bersamaan dengan
itu juga ada ditemukan abnormalitas di lobus frontal (yang mengendalikan fungsi
sosial dan kognitif) dan lobus temporal (untuk memahami ekspresi muka,
tanda-tanda sosial dan memori).
c.
Faktor lingkungan, seperti
penelantaran dari keluarga ternyata dapat memperburuk kondisi dari anak dengan
gangguan spektrum autis.
d.
Faktor imunisasi, dikatakan
bahwa ada beberapa kejadian dimana anak mendapatkan imunisasi MMR menjadi
autis.
3. Karakteristik dari anak dengan gangguan spektrum autistik adalah:
a. Secara kognitif, mereka dapat memiliki kecerdasan dari tingkat yang
rendah hingga di atas rata-rata.
Mereka memiliki ”rote memory” dimana ia akan dapat dengan mudah mengingat
segala sesuatu tanpa memaknainya, sehingga ia akan dapat mengeluarkan kembali
ingatan tersebut dalam konteks yang tidak tepat.
Di dalam memecahkan suatu masalah mereka cenderung hanya menggunakan satu
strategi saja, sehingga tingkat keberhasilannya sangat rendah terutama untuk
hal-hal yang kompleks dan abstrak.
Sangat sulit untuk memotivasi seorang anak dengan gangguan spektrum
autistik hal ini dikarenakan mereka terfokus pada satu hal saja.
b. Secara sosial emosional, mereka mengalami kesulitan karena mereka tidak
memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, intonasi bicara yang sangat datar,
mengulang kata-kata yang tidak bermakna, dan berkomunikasi tanpa mengindahkan
konteks sosial.
c. Secara perilaku, anak cenderung hanya memperhatikan atau merespon pada
satu stimulus saja yang bermakna bagi dirinya sendiri dan tidak mengindahkan
hal lain di sekitarnya.
Mereka sering memunculkan tingkahlaku yang sama dan dilakukan
berulang-ulang seperti mengepakkan tangan, bertepuk tangan, menggoyangkan
badan. Sangat sulit bagi mereka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
baru atau berubah-ubah.
Mengalami kesulitan pada aspek sensoris seperti auditory dan visual.
4. Proses identifikasi, apabila ditemukan anak
dengan ciri-ciri seperti yang telah diuraikan di atas, maka orangtua atau guru
harus segera membawa ke ahlinya agar mendapat penanganan yang lebih tepat.
Semakin dini penanganannya maka semakin besar kemungkinan anak untuk tumbuh dan
bekembang seperti anak normal pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar