Senin, 27 Februari 2012

Perkembangan Anak Dengan Berkebutuhan Khusus (Bag.4)


Anak dengan Gangguan Spektrum Autis
       Akhir-akhir ini jumlah anak yang mengalami gangguan spektrum autis mengalami peningkatan. Perlu diketahui beberapa hal tentang gangguan ini yaitu :
1. Anak dengan gangguan spektrum autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan yang dimanifestasikan dalam hambatan komunikasi verbal dan non verbal, masalah pada interaksi sosial, gerakan yang berulang dan stereotip, sangat terganggu dengan perubahan dari suatu rutinitas, memberikan respon yang yang tidak sesuai terhadap rangsangan sensoris.
2.  Penyebab terjadinya gangguan spektrum autis dapat dibagi menjadi:
a.    Faktor biologis, seperti DNA, multi genetik
b.    Faktor otak, adanya abnormalitas di otak kecil  yang mengendalikan koordinasi motorik, kognisi dan keseimbangan. Bersamaan dengan itu juga ada ditemukan abnormalitas di lobus frontal (yang mengendalikan fungsi sosial dan kognitif) dan lobus temporal (untuk memahami ekspresi muka, tanda-tanda sosial dan memori).

c.    Faktor lingkungan, seperti penelantaran dari keluarga ternyata dapat memperburuk kondisi dari anak dengan gangguan spektrum autis.
d.   Faktor imunisasi, dikatakan bahwa ada beberapa kejadian dimana anak mendapatkan imunisasi MMR menjadi autis.
3. Karakteristik dari anak dengan gangguan spektrum autistik adalah:
a. Secara kognitif, mereka dapat memiliki kecerdasan dari tingkat yang rendah hingga di atas rata-rata.
Mereka memiliki ”rote memory” dimana ia akan dapat dengan mudah mengingat segala sesuatu tanpa memaknainya, sehingga ia akan dapat mengeluarkan kembali ingatan tersebut dalam konteks yang tidak tepat.
Di dalam memecahkan suatu masalah mereka cenderung hanya menggunakan satu strategi saja, sehingga tingkat keberhasilannya sangat rendah terutama untuk hal-hal yang kompleks dan abstrak.
Sangat sulit untuk memotivasi seorang anak dengan gangguan spektrum autistik hal ini dikarenakan mereka terfokus pada satu hal saja.
b. Secara sosial emosional, mereka mengalami kesulitan karena mereka tidak memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, intonasi bicara yang sangat datar, mengulang kata-kata yang tidak bermakna, dan berkomunikasi tanpa mengindahkan konteks sosial.
c. Secara perilaku, anak cenderung hanya memperhatikan atau merespon pada satu stimulus saja yang bermakna bagi dirinya sendiri dan tidak mengindahkan hal lain di sekitarnya.
Mereka sering memunculkan tingkahlaku yang sama dan dilakukan berulang-ulang seperti mengepakkan tangan, bertepuk tangan, menggoyangkan badan. Sangat sulit bagi mereka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru atau berubah-ubah.
Mengalami kesulitan pada aspek sensoris seperti auditory dan visual.
4. Proses identifikasi, apabila ditemukan anak dengan ciri-ciri seperti yang telah diuraikan di atas, maka orangtua atau guru harus segera membawa ke ahlinya agar mendapat penanganan yang lebih tepat. Semakin dini penanganannya maka semakin besar kemungkinan anak untuk tumbuh dan bekembang seperti anak normal pada umumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar