Senin, 27 Februari 2012

Konsep Holistic Brain


Konsep Holistic Brain
Biasanya fenomena “hang” ini terjadi saat kita sedang merasa jenuh, tegang, stress dan kelelahan, apabila fenomena ini dihubungkan dengan cara kerja otak, maka penjelasannya adalah sebagai berikut: bahwa otak kita yang merupakan satu kesatuan, ternyata jika dipilah-pilah memiliki bagian-bagian yang berbeda fungsinya. Ada 3 bagian yaitu otak reptile, mamalia dan neokortek.
Otak reptile atau sering disebut otak primitive berada dipangkal otak dan terhubung dengan tulang belakang. Fungsinya mengatur beberapa organ vital tubuh seperti denyut jantung dan pernafasan, selain itu juga berfungsi mengendalikan reflek tubuh pada saat kita merasa tegang, terancam dan waspada dengan perintah dasarnya ”lari atau lawan”. Jadi saat kita merasa terancam, kelelahan, tegang dan jenuh, maka yang dominan berfungsi adalah otak reptile sehingga kita tidak bisa berfikir jernih.

Perkembangan Anak Dengan Berkebutuhan Khusus (Bag.6)


Anak Berbakat
1.  Definisi menurut IDEA adalah anak yang memiliki kemampuan yang melebihi dari kemampuan orang lain pada umumnya dan mampu untuk menunjukkan hasil kerja yang sangat tinggi. Keberbakatan ini dapat dilihat dari berbagai area seperti: kemampuan intelektual secara umum, akademis yang khusus, berfikir kreatif, kepemimpinan, seni, dan psikomotor. Seorang anak dapat dikatakan berbakat apabila ia memiliki kemampuan yang diatas rata-rata, memiliki komitment terhadap tugas yang tinggi dan juga kreatif.
 2.   Karakteristik yang dimiliki oleh anak berbakat adalah:
a. Secara kognitif. Secara umum, anak-anak berbakat memiliki kemampuan dalam memanipulasi dan memahami simbol abstrak, konsentrasi dan ingatan yang baik, perkembangan bahasa yang lebih awal dari pada anak-anak seusianya, rasa ingin tahu yang tinggi, minat yang beragam, lebih suka belajar dan bekerja secara mandiri, serta memunculkan ide-ide yang original

Perkembangan Anak Dengan Berkebutuhan Khusus (Bag.5)


Anak dengan Kesulitan Belajar
1.        Menurut IDEA dikatakan anak dengan kesulitan belajar adalah anak yang mengalami gangguan di satu atau lebih proses dasar psikologi termasuk, memahami dan menggunakan bahasa (verbal dan tulisan), yang berdampak pada kemampuan mendengar, berfikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja dan kalkulasi matematika. Termasuk juga gangguan persepsi, kerusakan otak, fungsi minimal otak, disleksia, dan aphasia. Gangguan-gangguan seperti kehilangan penglihatan, pendengaran, motorik, keterbelakangan mental, gangguan emosi atau hambatan secara sosial, ekonomi, dan budaya tidaklah termasuk dalam kategori kesulitan belajar.
2.        Penyebab terjadinya kesulitan belajar pada seorang anak adalah:
a.        Faktor fisiologis, seperti kerusakan otak, keturunan, dan ketidak seimbangan proses kimia dalam tubuh
b.        Faktor lingkungan, gizi yang buruk, keracunan, kemiskinan
c.        Karakteristik dari anak dengan kesulitan belajar mencakup:
1) Secara kognitif, berkaitan dengan atensi, persepsi, gangguan memori, proses informasinya.
2) Secara akademik, bermasalah pada kegiatan membaca, menulis, matematika dan berbahasa verbal
3) Secara sosial dan emosional, umumnya memiliki harga diri yang rendah karena dianggap sebagai anak yang tidak mampu. Dengan kesulitannya ini anak menjadi mengganggap dirinya tidak mampu untuk melakukan sesuatu
4) Secara perilaku, mereka menjadi sulit untuk mengendalikan gerak tubuhnya, tidak mau duduk diam, berbicara terus, melakukan agresi fisik dan verbal
       d. Proses identifikasi, apabila ditemukan anak dengan ciri-ciri seperti yang telah diuraikan di atas, maka orangtua atau guru harus segera membawa ke ahlinya agar mendapat penanganan yang lebih tepat. Semakin dini penanganannya maka semakin besar kemungkinan anak untuk tumbuh dan bekembang seperti anak normal pada umumnya.


Perkembangan Anak Dengan Berkebutuhan Khusus (Bag.4)


Anak dengan Gangguan Spektrum Autis
       Akhir-akhir ini jumlah anak yang mengalami gangguan spektrum autis mengalami peningkatan. Perlu diketahui beberapa hal tentang gangguan ini yaitu :
1. Anak dengan gangguan spektrum autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan yang dimanifestasikan dalam hambatan komunikasi verbal dan non verbal, masalah pada interaksi sosial, gerakan yang berulang dan stereotip, sangat terganggu dengan perubahan dari suatu rutinitas, memberikan respon yang yang tidak sesuai terhadap rangsangan sensoris.
2.  Penyebab terjadinya gangguan spektrum autis dapat dibagi menjadi:
a.    Faktor biologis, seperti DNA, multi genetik
b.    Faktor otak, adanya abnormalitas di otak kecil  yang mengendalikan koordinasi motorik, kognisi dan keseimbangan. Bersamaan dengan itu juga ada ditemukan abnormalitas di lobus frontal (yang mengendalikan fungsi sosial dan kognitif) dan lobus temporal (untuk memahami ekspresi muka, tanda-tanda sosial dan memori).

Perkembangan Anak Dengan Berkebutuhan Khusus (Bag.3)


Anak dengan Gangguan Emosional
          Hal-hal yang perlu diketahu pada anak yang mengalami gangguan emosional adalah :
1.    Terjadi   dalam    situasi   yang   diikuti oleh beberapa karakteristik yang
muncul dalam periode tertentu dan berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari seorang anak seperti:
a.    Ketidak mampuan untuk belajar yang tidak dapat dijelaskan dari faktor intelektual, sensori maupun kesehatan
b.    Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau membangun hubungan yang menyenangkan dengan teman sebaya atau dengan guru
c.    Berperilaku tipikal atau memiliki perasaan yang tidak sesuai walau dalam situasi yang normal
d.   Secara umum terlihat depresi atau tidak bahagia
e.    Kecenderungan untuk memunculkan simtom fisik atau ketakutan-ketakutan yang dikaitkan dengan seseorang atau sekolah

Perkembangan Anak Dengan Berkebutuhan Khusus (Bag.2)

Anak dengan Keterbelakangan Mental
     American Association on Mental Retardation mendefinisikan anak dengan keterbelakang mental adalah anak-anak yang memiliki fungsi intelektual di bawah rata-rata secara bermakan, terlihat memiliki kesulitan dalam perilaku adaptif yang dimunculkan melalui kesulitan membuat konsep, keterampilan sosial dan praktik perilaku adaptif dan terjadi pada rentang usia perkembangannya yaitu di bawah 18 tahun.
1.    Penyebab terjadinya keterbelakangan mental ini terbagi atas:
a.    Saat prenatal, biasanya dikarenakan adanya abnormalitas dari kromosom. Contohnya adalah Down Syndrome, Fragile X Syndrome, Prader-Willi syndrome, Fetal alcohol syndrome, Phenylketonuria,Toxoplasmosis.

Perkembangan Anak Dengan Berkebutuhan Khusus (Bag.1)

Anak dengan Keterlambatan Perkembangan
Anak yang mengalami keterlambatan perkembangan dari beberapa aspek yang dimilikinya dibandingkan dengan anak seusianya pada rentang waktu tertentu. Keterlambatan perkembangan dapat dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu:
1.    Beresiko untuk menjadi terlambat berkembang, terjadi karena adanya faktor-faktor lingkungan yang bermakna dan besar kemungkinannya untuk menimbulkan keterlambatan tersebut. Faktor lingkungan tersebut antara lain kemiskinan atau lahir dengan berat badan rendah. Namun dengan pertolongan dan bantuan yang layak, anak dengan keterlambatan perkembangan ini akan dapat mencapai perkembangan yang normal.

Minggu, 26 Februari 2012

Teori Sosiokultural (Vygotsky: 1896-1934)

Lev Semenovich Vygotsky adalah seorang psikolog berkebangsaan Rusia yang melakukan penelitian pada komponen sosial dalam perkembangan kognitif anak. Menurut Vygotsky aspek kognitif anak akan berkembang dengan sangat baik bilamana anak-anak tidak hanya bermain melakukan eksperimen pada alat-alat mainnya tetapi juga berinteraksi dengan orang dewasa dan teman-teman sebayanya yang memiliki pengetahuan lebih banyak darinya. Pada saat anak bermain didampingi oleh guru yang memberikan bimbingan lisan, bantuan fisik, dan pertanyaan-pertanyaan terbuka akan dapat membantu anak meningkatkan keterampilan dan memperoleh pengetahuan. Demikian pula teman sebaya yang memiliki keterampilan lebih akan membantu anak-anak belajar melalui pemberian contoh dan percakapan.

Teori-Teori Behaviorisme


1)      Classical Conditioning, Ivan Pavlov (1849-1936)
Pavlov adalah seorang psikolog dari Rusia yang menemukan hubungan antara stimulus dan respon. Menurut Pavlov respon dari seseorang tergantung pada stimulus yang diterima.
Pavlov melakukan percobaan pada seekor anjing. Pada tahap pertama anjing tersebut dibiarkan lapar kemudian diberikan makanan, anjing tersebut mengeluarkan liurnya. Tahap kedua anjing tersebut kembali dibiarkan lapar kemudian diberikan makanan bersamaan dengan bel yang dibunyikan, anjing tersebut juga mengeluarkan air liur. Pemberian makanan dengan cara ini dilakukan berkali – kali yang kemudian pada tahap ketiga Pavlov mencoba membunyikan bel tanpa adanya makanan yang diberikan dan dapat ditemukan ketika anjing tersebut mendengar bel yang berbunyi maka anjing tersebut tetap mengeluarkan air liurnya sama seperti ketika diberikan makanan.

Teori Psikososial, Erik Erikson (1902-1994)


Erikson berpendapat bahwa perkembangan manusia melalui tahap – tahap psikososial dan tahap – tahap perkembangan tersebut terus berlanjut sampai manusia tersebut mati. Erikson menekankan bahwa perubahan pada setiap tahap perkembangan terjadi sepanjang siklus kehidupan manusia. Psikosial membagi tahap perkembangan manusia menjadi delapan tahap yang masing – masing memiliki tugas perkembangan yang khas yang menghadapkan individu dengan suatu krisis yang dihadapi pada setiap tahapan. Menurut Erikson krisis pada rentang perkembangan manusia merupakan penunjang untuk peningkatan potensi pada diri manusia, semakin berhasil individu mengatasi krisis, akan semakin sehat perkembangan manusia tersebut.

Teori Psikoanalisa, Sigmund Freud (1856-1939)

Freud adalah seorang psikiater dari Austria, berpendapat bahwa pemuasan kebutuhan pada manusia berdasarkan instingnya, berfokus pada kebutuhan seksual dari dalam diri (libido seksual), kesenangan dan fantasi-fantasi yang menyenangkan. Freud mengatakan bahwa kepribadian dasar kita dibentuk pada lima tahun pertama kehidupan manusia.
Menurut Freud komponen dalam diri manusia adalah id, ego, superego. Id adalah dorongan kebutuhan dari dalam diri manusia baik itu kebutuhan emosional, fisik maupun kebutuhan seksual yang sifatnya selalu ingin dipuaskan (“here and now”) dan biasanya berhubungan dengan kesenangan yang harus dipenuhi dan sesegera mungkin (pleasure principles). Contoh ; pada bayi yang baru lahir sangat dikuasai oleh id, bayi menangis ketika lapar dan ingin segera dipenuhi kebutuhan akan rasa laparnya tersebut tanpa mau tahu bagaimana ia akan mendapatkan susunya. Ego adalah sang rasional, manusianya itu sendiri, yang memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah, memiliki ide-ide untuk memenuhi kebutuhannya, memiliki prinsip-prinsip yang berdasarkan kenyataan (reality principle) dimana manusia belajar untuk menahan id-nya dengan jalan yang tepat dan memiliki pandangan yang lebih realistik untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya. Superego adalah norma-norma yang berlaku, moral, aturan-aturan yang  berlaku, hal-hal yang ideal yang memiliki penjelasan tentang hal-hal yang  benar dan salah yang membantu sang ego untuk menahan  sang id.

Teori Kematangan, Arnold Gesell (1920-1930)

Gesell adalah seorang dokter dari Amerika yang percaya bahwa pola tingkah laku dan perkembangan dari seorang anak secara otomatis sejalan dengan pertumbuhan fisik  dan perkembangan motoriknya. Anak berkembang sesuai dengan waktu atau jadwal alaminya, menurut Gesell usaha untuk mempercepat kematangan dan kesiapan anak dalam berbagai hal adalah usaha yang sia-sia dan hanya menghabiskan waktu saja.
Anak akan memperkaya pengalaman sesuai dengan tahapan perkembangannya. Seorang guru haruslah mengetahui dan memahami urutan perkembangan anak sehingga dapat memberikan rangsangan dan pengalaman- pengalaman bagi anak yang sesuai dengan tahap perkembangan.